Mahasiswa Uncen menolak MoU kampus dengan Polda

Mahasiswa Uncen saat berorasi di depan kampus waena – Jubi/David Sobolim.

Jayapura, – Ratusan Mahasiswa Universitas Cenderawasih Jayapura, menolak memorandum of understanding (MoU) antara pihak kampus dengan kepolisian daerah Papua. Penolakan polisi masuk kampus itu dilakukan dengan cara memalang akses pintu masuk kampus.

 

“Penandatanganan antara Uncen dan Polda Papua tidak melibatkan BEM universitas dan fakultas maupun majelis perwakilan mahasiswa untuk dimintai pertimbangan,” kata Koordinator penolakan MoU Uncen Polda, Bayeam Keroman, saat berunjuk rasa di depan kampus Uncen di Waena Jayapura, Kamis, (8/3/2018).

Keroman mengaku mahasiswa baru tahu ada MoU antara Uncen dengan Polda Papua dari berita. Ia menilai kerja sama itu bakal merugikan mahasiswa karena ada intervensi aparat Polisi ke dalam aktivitas kampus.

“Di dalam poin yang ada tertulis jika ada tindakan hukum maka prosesnya langsung ditangani oleh kepolisian,” kata Keroman menjelaskan.

Poin itu dinilai akan menghambat aksi protes atau demontrasi  mahasiswa di dalam kampus Uncen. Hal itu dinilai bagian membungkam demokrasi mahasiswa. Ia bersama para aktivis Uncen tak akan menghentikan aksi palang jika MoU yang diteken denggan Polda tak dicabut.

Aktivis mahasiswa Uncen, Atius Inup, juga menuding MoU itu membuktikan ada sesuatu yang kurang beres di kampus terbesar Papua itu. “Kami minta salinan MoU yang dilakukan oleh universitas dan Polda Papua,” kata Inup

Informasi yang diterima mahasiswa, menyebutkan pada tanggal 7 Maret 2018 terjadi MoU antara Uncen dan Polda Papua yang isinya menjaga kenyamanan di dalam kampus.

“MoU itu dilakukan secara diam-diam sehingga mahaiswa baru tahu setelah penandatanganan,” katanya. (*) 

Diambil dari www.tabloidjubi.com

Tinggalkan komentar